Minggu, 22 April 2012

PANDANGAN HIDUP MUSLIM


A. Pandangan Hidup Muslim

Pandangan hidup Islam dicanangkan oleh Nabi di Makkah melalui penyampaian wahyu Allah dengan cara-cara yang khas. 
Setiap kali Nabi menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur’an, beliau menjelaskan dan menyebarkannya kemasyarakat. Cara-cara seperti ini tidak sama dengan cara-cara yang ada pada scientific worldview,dan oleh sebab itu Prof.Alparslan menamakan worldview Islam sebaai ‘quasi-scientific worldview’. 
Penjelasan lebih detail tentang pandangan hidup Islam akan dilakukan kemudian. Proses pembentukan pandangan hidup melalui penyebaran ilmu pengetahuan diatas akan lebih jelas lagi jika kita lihat dari proses pembentukan elemen-elemen pokok yang merupakan bagian dari struktur pandangan hidup itu serta fungsi didalamnya. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa pandangan hidup dibentuk oleh jaringan berfikir (mental network) yang berupa keseluruhan yang saling berhubugan (architectonic whole).Namun, ia tidak merepresentasikan suatu totalitas konsep dalam pikiran kita. Ketika akal seseorang menerima pengetahuan terjadi proses seleksi yang alami, dimana pengetahuan tertentu diterima dan pengetahuan yang lain ditolak. Pengetahuan yang diterima oleh akal kita akan menjadi bagian dari struktur worldview yang dimilikinya.
Meskipun pengetahuan yang diterima oleh akal manusia itu bersifat acak, namun ia akan terstruktur dengan sendirinya dalam pikiran manusia,dari konsep-konsep yang ada dalam diri manusia maka kita dapat menyusun kedalam beberapa struktur konsep. 
Professor Alparslan mengkategorikan struktur pandangan hidup menjadi lima:

1) Struktur tentang kehidupan,
2) Struktur tentang dunia,
3) Struktur tentang manusia,
4) Struktur tentang nilai dan
5) strutktur tentang pengetahuan.

Proses terbentuknya struktur konsep dalam worldview ini bermula dari struktur tentang kehidupan, yang didalamnya termasuk cara-cara manusia menjalani kegiatan kehidupan sehari-hari, sikap-sikap individual dan sosialnya, dan sebagainya. 
Struktur tentang dunia adalah konsepsi tentang dunia dimana manusia hidup. Struktur tentang ilmu pengetahuan adalah merupakan pengembangan dari struktur dunia (dalam transparent worldview).
Gabungan dari struktur kehidupan, dunia dan pengetahuan ini melahirkan struktur nilai, dimana konsep-konsep tentang moralitas berkembang. Setelah keempat struktur itu terbentuk dalam pandangan hidup seseorang secara transparent, maka struktur tentang manusia akan terbentuk secara otomatis.
Meskipun proses akumulasi kelima struktur diatas dalam pikiran seseorang tidak selalu berurutan seperti yang disebut diatas, tapi yang penting kelima struktur itu pada akhirnya menjadi suatu kesatuan konsepsi dan berfungsi tidak saja sebagai kerangka umum (general scheme) dalam memahami segala sesuatu termasuk diri kita sendiri, tapi juga mendominasi cara berfikir kita. 
Disini dalam konteks lahirnya ilmu pengetahuan di masyarakat, struktur ilmu pengetahuan merupakan asas utama dalam memahami segala sesuatu. Ini berarti bahwa teori atau konsep apapun yang dihasilkan oleh seseorang dengan pandangan hidup tertentu akan merupakan refleksi dari struktur-struktur diatas.
Teori ini berlaku secara umum pada semua kebudayaan dan dapat menjadi landasan yang valid dalam menggambarkan timbul dan berkembanganya pandangan hidup manapun, termasuk pandangan hidup Islam. 
Berarti, kegiatan keilmuan apapun baik dalam kebudayaan Barat, Timur maupun peradaban Islam dapat ditelusur dari pandangan hidup masing-masing.
Pengalaman saya tentang pandangan hidup adalah ketika saya mengalami kejadian yang mungkin tidak masuk akal atau sesuai nalar. Seperti yang kita ketahui kehidupan ini ada suka dan duka. Ketika kita mendapatkan keadaan suka rasanya diri kita seperti di awang-awang tetapi ketika kita mengalami keadaan duka rasanya diri ini mengalami sakit yang bukan kepayang.
Disinilah pandangan hidup yang berlandaskan agama diperlukan. Sebab agama mengajarkan kita supaya ikhlas, sabar dan percaya akan takdir. Dalam islam ada hadits yang berbunyi Innallaha ma ashobirin yang artinya Allah SWT beserta orang-orang sabar makna yang terkandung dari hadits di atas bahwa sebenarnya kita harus percaya bahwa orang sabar & ikhlas selalu dilindungi Allah SWT. Dan kita pun harus percaya dengan takdir (qada & qadar) karena itu merupaka rukun iman dalam islam. 
Berikut ini hadits mengenai takdir manusia :

1. Proses penciptaan manusia dalam perut ibunya dan penentuan rezeki, azal dan amalnya serta nasibnya sengsara ataukah bahagia.
=>Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. 
Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)

=> Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih Muslim No.4785)

=> Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. 
Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. 
Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. 
Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: "Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha"? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. 
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: 
"Beramallah..! Karena setiap orang akan dipermudah"! 
Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. 
Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. 
(Shahih Muslim No.4786)

=> Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya: "Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka"? 
Rasulullah saw. menjawab: "Ya". 
Kemudian beliau ditanya lagi: "Jadi untuk apa orang-orang harus beramal"? Rasulullah saw. menjawab: "Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya". (Shahih Muslim No.4789)

2. Tentang perdebatan antara Adam as. dan Musa as.
=> Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: "Pernah Adam dan Musa saling berdebat". Kata Musa: "Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami, kamu telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga". 
Adam menjawab: "Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan kalam-Nya dan Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku"? 
Nabi saw. bersabda: "Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa, akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa". (Shahih Muslim No.4793)


3. Ketentuan nasib manusia terhadap zina dan lainnya
=> Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu".
(Shahih Muslim No.4801)

4. Pengertian tentang setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah serta hukum anak-anak kafir dan anak-anak muslim yang meninggal dunia
=> Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: "Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?". 
(Shahih Muslim No.4803)

=> Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya tentang anak orang-orang musyrik, lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan. 
(Shahih Muslim No.4808)


Sumber:http://mahisaajy.blogspot.com/2011/03/pandangan-hidup-seorang-muslim.html





B. Pendapat Saya Mengenai Pandangan Hidup Muslim


Yaitu pandangan yang hanya melihat kedepan untuk kehidupan yang lebih baik, dengan menjalani kehidupan seperti ini, manusia akan lebih terarah dan bisa lebih bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang ada disekitarnya.
Berdasarkan pandangan hidup Islam, manusia tidak diciptakan sia-sia tanpa tujuan. 
Ia bukanlah kejadian yang sengaja diciptakan tanpa fungsi dan tugas-tugasnya, manusia ditempatkan di bumi sebagai pusat kegiatan kehidupannya. Ia mempunyai kaitan yang rapat dengan bumi dan bertanggung jawab membangun sebuah kehidupan yang lebih baik. Allah melengkapi di dalam diri manusia, akal dan pikiran yang dapat menguasai kekuatan ilmu pengetahuan yang membolehkannya menguasai bumi ini. Juga menguasai makhluk yang ada di dalamnya. Di antaranya yaitu: hewan,tumbuh-tumbuhan, berbagai bahan logam, sumber tenaga ataupun pikiran, dan berbagai macam lagi yang terdapat di bumi ini.
Pembangunan tidak boleh dilakukan semata-mata hanya untuk membangun tanpa adanya tujuan yang memberi makna dan arti kepadake hidupandi dunia dan akhirat kelak nanti. Manusia telah diberikan kekuatan dan keupayaan yang cukup bagi menggerakkan jihad untuk membangun masyarakat yang makmur. Kekuatan akalnya yang berupaya menguasai ilmu, kekuatan nalurinya yang menggerakkan potensi dalaman dan keinginan yang kukuh untuk terus berjuang demi kehidupannya, dan kekuatan anggota tubuhnya yang berupaya dilatih dengan berbagai kemahiran yang di kuasainya.
Tanggungjawab tidak hanya terbatas kepada amalan-amalan ritual dan ibadah khusus yang dilakukan dengan sikap individualistik, semata-mata untuk menyelamatkan diri sendiri dari api neraka.
Sudah lama masyarakat kita akibat kejahilan, melihat Islam hanya dari aspek ritual ini.Sudah tiba masanya bangsa kita mengungkap kembali kefahamnya mengenai Islam supaya sesuai dan seiring dengan pandangan hidup seorang muslim yang terpancar daripada petunjuk Al-Quran dan Al-Hadist. Bahwa manusia ini bukan hanya diciptakan untuk melakukan pekerjaan. Akan tetapi Manusia juga  mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mengurus kehidupan di dunia dalam berbagai bidang dan membina kehidupanna berdasarkan kepada sistem yang telah ditentukan oleh Allah.
Dalam kehidupan yang sejahtera dan makmur di dunia ini maka manusia mempunyai masa dan kesedaran untuk bersiap sedia melengkapi dirinya dengan bekalan di hari akhirat nanti. 
Persiapan dan bekal yang cukup untuk menuju akhirat, merupakan jaminan supaya kesejahteraannya di dunia, bersambun ghingga ke akhirat dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang berlipat ganda.

0 komentar: